Laman

aku dan ibuku


Dulu waktu aku kecil, aku marah pada ibuku karena tak membelikanku boneka Barbie. Ibuku menggantinya dengan boneka tangan bikinannya. Aku tak tau, semalam suntuk beliau menjahitnya untukku. Dan menceritakan dongeng putri untukku dengan boneka tangan itu. Sekarang setelah aku menjadi ibu, aku bisa membeli Barbie untuk anak-anakku, tapi aku tak pernah ada waktu mendongeng untuk mereka.

Dulu aku sebal kalau ibu selalu memaksaku belajar. Sekarang, aku menyiapkan jadwal sekolah dan les super padat untuk anak-anakku.


Dulu aku malu kalau aku sedang bermain ke rumah temanku, dan ibuku menjemputku pulang. Sekarang, aku mengijinkan anakku bermain ke rumah temannya, dengan si Mbak membuntuti dan bermain bersama mereka.


Tak semua buku yang aku ingin baca bisa dibeli oleh ibuku. Tapi beliau selalu menemukan cara agar aku bisa membaca buku itu. Sekarang, aku beli semua bacaan yang anakku mau, tanpa aku tahu mereka membaca atau tidak buku itu.


Dulu, kalau kami bepergian keluar kota, aku malu kalau ibuku membawa bekal untukku. Aku takut semua orang tahu kami tak bisa membeli makan di restoran. Sekarang, aku menyiapkan bekal untuk anak-anakku tiap kali kami bepergian. Aku khawatir mereka kelaparan di tengah perjalanan.


Dulu, aku malu dengan teman-temanku tiap kali pulang ke rumah, selalu ditanya dari mana, sama siapa, dan apa saja yang sudah aku lakukan. Sekarang, aku membekali handphone untuk anakku dengan harapan aku bisa mengeceknya dia ada dimana, setiap kali aku mengkhawatirkannya.


Dulu, aku menyukai kue bolu bikinan ibuku. Beliau memasak nya dengan cinta. Sekarang, aku beli kue dan cake dari bakery, tanpa aku tahu bahan dan kandungan nutrisi ataupun pengawet di dalamnya.


Waktu kecilku, tiap kali aku sakit ibuku mengandalkan cara tradisional atau obat sederhana untukku. Dan melalui tangan halusnya, Tuhan menyembuhkanku. Sekarang, aku bawa anakku ke dokter pada hari pertama dia demam. Dan menghujaninya dengan antibiotik beserta seonggok obat kimia sesuai sabda sang dokter.


Dulu, aku mengabaikan pertanyaan ibuku yang mengkhawatirkanku. Aku merasa sudah cukup besar untuk menjaga diriku sendiri. Sekarang aku tahu, dalam setiap helaan nafasku, yang terbayang di pikiran hanyalah anak-anakku.

Dulu, aku merasa percuma saja ibuku selalu repot menyiapkan semua keperluanku. Tak semua yang beliau siapkan, benar-benar aku pergunakan. Sekarang, aku melakukan hal yang sama, karena aku hanya menginginkan yan g terbaik untuk mereka.

Ternyata,

Aku sama saja dengan ibuku.

Bahkan dalam banyak hal,

Ibuku lebih hebat!!

Selamat Hari Ibu……

By Rini Hastuti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar